Minggu, 22 Maret 2015

Proses Kreatif

Pertemuan kelima, 17 Maret 2015

Proses Kreatif



Proses kreatif adalah rangkaian kegiatan seseorang dalam menciptakan sesuatu sebagai ungkapan mengenai gagasan dan keinginannya. Proses kreatif dapat pula disebut sebagai proses penciptaan.

Terdapat tiga kemampuan utama manusia yang dapat mempengaruhi kemampunan kreativitas seseorang, antara lain adalah kemampuan fisik (memiliki anggota tubuh yang lengkap atau tidak), kemampuan resio atau akal (memiliki pemikiran berdasarkan otak kiri atau otak kanan) dan kemampuan kreatif.

Menurut Wallas, terdapat empat tahap yang terdapat dalam suatu proses kreatif, antara lain:
1.    Tahap persiapan (preparation), merupakan tahap awal dari upaya memunculkan ide kreatif. Pada tahap ini, seseorang dapat mengidentifikasi masalah, kebutuhan, keinginan, dan mencari informasi untuk mendapatkan solusi pemecahan masalah.
2.    Tahap inkubasi (incubation), tahap dimana seseorang memutuskan untuk menjauh dari masalah yang sedang dihadapinya, menyegarkan diri sebelum akhirnya bekerja kembali. Lamanya waktu yang diperlukan untuk menjauh dari sebuah masalah, tergantung pada masing-masing individu.
3.    Tahap iluminasi (illumination), setelah menyegarkan dan menenangkan diri, biasanya muncul ide-ide kreatif secara spontan sebagai hasil dari melihat masalah secara kompleks saat menjauh dari masalah yang dihadapi.
4.    Tahap verifikasi (verification), merupakan tahap akhir dari proses kreatif, dimana seseorang mulai mengeksekusi berbagai ide yang ada dipikirannya, dan memutuskan satu ide kreatif sebagai solusi atas masalahnya.

Teori Wallas mengenai proses kreatif diperkuat oleh teori milik Prof. Howard Gardner yakni teori beragam kecerdasan, menurut teori ini, kecerdasan sangat dipengaruhi oleh penyembuhan otak yang rusak ( baik rusak dalam arti sebenarnya ataupun adanya ketidaksesuaian antara pikiran dan hati), daerah yang penuh kenangan atau penemuan psikometrik.

 Didalam teori ini juga terdapat delapan jenis tingkatan atau bidang yang dapat dijadikan alat ukur kreativitas seseorang, antara lain musik (kemampuan memainkan alat-alat musik), visual (kemampuan untuk membayangkan sesuatu dengan cepat), verbal-bahasa ( mampu berkomunikasi dengan sangat baik), logik-matematika (melihat segala sesuatu berdasarkan akal dan realitas), kinetetik ( kemampuan yang berkaitan dengan fisik), intrapersonal ( mampu mengendalikan diri dan mendorong diri menjadi lebih baik), interpersonal (mampu bergaul dan menjaga hubungan baik dengan orang lain) dan naturalis (kemampuan untuk menerima dan menunjukan diri sebagaimana adanya, tidak dibuat-buat atau dipaksakan).

     Setelah kita mengetahui alat pengukur kreativitas seseorang dan bagaimana kreativitas terjadi didalam suatu proses, kita juga perlu mengetahui bagaimana kita dapat menjadi lebih kreatif. Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kreativitas diri, antara lain adalah’
·         Memilih waktu yang tepat untuk diri sendiri. Biasa disebut sebagai “Me Time”, dimana kita menggunakan waktu untuk diri sendiri, seperti berkomunikasi dengan diri sendiri, dan memanjakan diri.
·         Mengatasi masalah pribadi. Dengan dapat mengatasi masalah pribadi tanpa campur tangan dari orang lain, maka kita akan menjadi lebih kreatif, karena kita mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri dan bukan bergantung pada orang lain dalam memecahkan suatu masalah.
·         Berada disekeliling orang-orang yang baik dan pintar. Kita menjadi seperti lingkungan kita, dimana dan dengan siapa kita bergaul akan membentuk diri kita. Untuk menjadi lebih kreatif, kita perlu bergaul dengan orang-orang yang pintar, kreatif dan mau berbagi ide serta pendapat dengan kita.

Sumber gambar :
http://flpjaya.com/wp-content/uploads/2014/07/Innovations-creativity-and-originality-520.jpg

Yunani

Yunani merupakan salah satu negara yang terkenal dengan berbagai bangunan kuil dan teaternya yang indah dan mengagumkan. Masyaraktnya juga dikenal ramah kreatif dan suka bersosialiasi.

Zaman Yunani kuno, masyarakat Yunani memang lebih suka beraktivitas diluar rumah. Sehingga arsitektur rumah di Yunani kurang berkembang, sebaliknya tempat-tempat umum, untuk bersosialisasi, bertemu dengan banyak orang, dan memuji dewa-dewi mereka seperti kuil dan teater berkembang sangat pesat. Bahkan mereka pernah menggunakan dana untuk perang demi membangun kembali salah satu kuil untuk memuji Dewi Athena, yakni kuil Parthenon.

Kuil Parthenon

       Kuil Parthenon dibangun oleh dua orang arsitek  yang paling terkenal saat itu, yakni Ictinus dan Callicrates. Kuil ini  bergaya Doria, dengan tiang-tiang yang menjulang tinggi untuk menopang atap kuil yang menjadi ciri khasnya. Gaya Doria mewakili kekaguman dan sifat masyarakat Yunani akan persatuan, kekuatan dan kesederhanaan yang mereka miliki.

 Setelah tahun 300-an, masyarakat Yunani mulai membangun  teater. Teater dibangun agar setiap orang dapat menyalurkan untuk kreativitas, ide dan bakat mereka, seperti drama, menyanyi dan menari. Melalui teater, kreativitas masyarakat Yunani semakin berkembang, mereka juga semakin banyak bertemu orang baru dan semakin sering untuk bersosialisasi yang akhirnya membentuk karakter masyarakat Yunani seperti saat ini.

 Sumber gambar:

Indonesia

Indonesia adalah negara Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu juga. Inilah yang menggambarkan masyarakat Indonesia. Negara kepulauan ini memiliki masyarakat dari latar belakang  suku, ras, agama dan budaya yang berbeda-beda namun bisa hidup bersama, bersatu dan rukun dalam naungan NKRI.



Salah satu bukti kerukunan dan toleransi masyarakat Indonesia yang paling dikenal adalah Candi Borobudur, yang diakui dunia sebagai candi Budha terbesar di dunia. Meskipun candi ini awalnya diperuntukan bagi mereka yang beragama budha, namun masyarakat dari agama yang berbedapun ikut menjaga dan mencintai candi ini.

     Indonesia tidak hanya unik karena keberagamannya, tetapi juga unik di di bidang politiknya. Negara ini pernah mengalami tiga orde, yakni orde lama, orde dan reformasi. Orde lama adalah masa pemerintahan Soekarno, terjadi perubahan perekonomian guna mendorong pembangunan nasional saat itu. Orde baru, perubahan terjadi secara besar-besaran disegala bidang, disamping terjadinya beberapa peristiwa yang kurang menyenangkan tetap saja mengarahkan Indonesia kepada kemajuan. Pada era reformasi, terjadi perubahan pada mental masyarakat Indonesia, mereka menyampaikan pendapat,  kebebasan  dan keadilan untuk mempertahankan bangsanya. Di bidang perekonomian, Indonesia terus mengalami pertumbuhan

      Masyarakat Indonesia, sudah terbiasa mengahadapi perbedaan yang ada di negaranya. Di satu kota terdapat penduduk dari berbagai daerah, disetiap pulau terdapat banyak suku dengan budaya yang berbeda-beda, hal ini membentuk masyarakat Indonesia memiliki pribadi yang dapat menghargai dan memiliki toleransi tinggi terhadap perbedaan yang dimiliki oleh setiap orang yang ditemuinya. Tiga orde yang pernah dialami negara ini, secara tidak langsung juga telah membentuk rasa nasionalisme tinggi dalam diri setiap warga negaranya.

   Sumber gambar:
   https://dn3pm25xmtlyu.cloudfront.net/photos/large/752999608.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar